Oleh: Abu Ammar al-Ghoyami
Rumah tangga bahagia merupakan rumah tangga idaman semua pasutri. Bahkan sebelum pasutri mengikrarkan akad ijab-qobul yang kuat saat menikah, mereka telah bercita-cita semoga kelak menjadi pasutri yang hidup penuh keberkahan, atau minimalnya mereka telah berangan-angan kehidupannya kelak akan penuh romantika yang membahagiakan hati, menenteramkan jiwa, menenangkan suasana, melapangkan dada serta menambah keleluasaan pikiran. Namun anehnya, sebagian kepala rumah tangga, sebagian suami justru telah melalaikan beberapa sebab dan sarananya. Kita sebutkan sebagiannya, misalnya:
1. Berdoa saat masuk dan keluar rumah
Yaitu dengan membaca basmalah [1] atau do’a masuk rumah [2] agar setan tidak ikut masuk rumah sehingga merusak kedamaian dan ketentraman hidup dalam keluarga. Sehingga bisa Anda bayangkan, apa yang akan terjadi bila hal itu tidak dilakukan oleh suami?
2. Masuk rumah dan menemui keluarga dengan mengucapkan salam
Allah berfirman:
“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Alloh, yang diberi berkat lagi baik. (QS. an-Nur [24]: 61)”
Apalah sulitnya mengucapkan salam dengan sempurna saat masuk rumah atau menemui keluarga di rumah? Tidakkah puas jiwa ini dengan sepuluh atau dua puluh bahkan tiga puluh pahala dengannya? Tahukah Anda sebagai suami bahwa dengan salam maka Alloh akan melimpahkan kesejahteraan dan kasih sayang-Nya untuk Anda dan keluarga? Renungkanlah!
3. Menemui keluarga dengan muka berseri dan seuntai senyum yang ramah
Tentu bukanlah hal yang berat bagi seorang suami untuk bermuka ceria dan melepaskan senyum buat istri sekaligus anak-anaknya. Akankah kewibawaan suami menjadi sirna hanya sebab keramahan dan kecerahan raut mukanya tatkala menemui keluarganya? Tentu tidak. Bahkan, justru dengan begitu suami akan beroleh pahala dari Alloh. Maka, jangan sampai ia melalaikannya apalagi meremehkannya, sebab itu termasuk shodaqoh. Rosululloh bersabda:
“Setiap perkara yang ma’ruf adalah shodaqoh, dan sesungguhnya sebagian dari perkara yang ma’ruf ialah berwajah ceria tatkala berjumpa saudaramu dan engkau tuangkan timbamu ke bejananya” [3]
Nah, sekarang pantaskah kiranya bila seorang suami keluar masuk rumah tanpa memperhatikan adab di atas? Pantaskah seorang suami masuk rumahnya dengan keadaan mengerutkan kening, tegang urat lehernya, merah kedua matanya?
Mengapa sebagian suami masih saja lebih ramah dan lebih cerah raut mukanya dengan orang lain dibandingkan dengan istri dan keluarganya? Bagaimana ia akan memberikan kebahagiaan dan ketenteraman bagi istri dan anak-anaknya sementara penampilannya saja sudah menakutkan dan mengecilkan nyali? Kita berlindung kepada Allah dari jeleknya akhlak dan amalan kita.
Catatan kaki:
[1] HR. Muslim no.2018
[2] Sebagaimana sabda Rasululloh
“Apabila seorang suami masuk rumahnya hendaknya ia mengucapkan: [Ya Alloh, sesungguhnya kau mohon masuk dan keluar yang baik dari-Mu, dengan menyebut nama Alloh aku masuk dan keluar, dan kepada Robb kami, Alloh, kami bertawakal] Kemudian hendaknya ia bersalam kepada keluarganya” (HR. Abu Dawud no. 5096, dishohihkan oleh al-Bani dalam ash-Shohihah no.225)
[3] HR. Ahmad dan Tirmidzi, ia mengatakan hadits ini hasan shohih, dan asalnya di Shohihaini dari haditsnya Hudzaifah dan Jabir. Lihat Shohih Targhib wat Tarhib, al-Albani no. 2684.
dari majalah al-Mawaddah Edisi ke-4 Tahun ke-2
Dzulqo’dah 1429H/ November 2008
Repost dari : www.jilbab.or.id
0 komentar:
Posting Komentar